Wednesday, 9 July 2014

Dear KPU

dear KPU,

Hari ini saya dan beberapa orang lainnya (bahkan mungkin masih banyak lagi) yang mempunyai masalah yang sama, kecewa tidak bisa menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara yang baik (setidaknya mencoba) karena kendala administratif yang idealnya sudah disiapkan solusinya oleh KPU yang dalam hal ini adalah lembaga yang membuat aturan tentang pemilihan umum.

Kami terpaksa golput disebabkan tidak adanya solusi untuk permasalahan kami yang tidak membawa form A5 sebagai syarat agar bisa memilih di TPS terdekat yang berbeda dengan KTP domisili.

Masalahnya adalah kami tidak sempat untuk urus form tersebut ke domisili asal kami, dan tidak ada orang yang bisa membantu untuk mengurusnya.

Misalnya tadi ada mbak-mbak yang juga sama seperti saya datang ke kelurahan Mampang Prapatan, berharap kami bisa menggunakan hak pilih kami di sana, bercerita untuk urus form A5 itu dia harus bayar tiket tiga juta rupiah, karena tidak ada orang bisa dia mintakan untuk urus form tersebut, kalau misalnya mesti keluarkan uang sebesar itu kan lebih baik pulang kampung sekalian nyoblos di sana, ngapain juga mesti pulang cuma buat urus form A5, karena apa? Ya jelas karena tidak sempat pulang untuk urus atau nyoblos.

Atau misalnya, ada pemilih yang kemudian pada saat terakhir memutuskan untuk memilih dan sudah tidak bisa urus form tersebut lagi, karena batas waktu pendaftaran form A5 di TPS tujuan itu H-3, sementara batas terakhir itu jatuh di hari Minggu, alias libur. Banyak juga orang yang sudah punya form A5 tapi tidak bisa memilih di TPS tujuan dengan alasan batas akhirnya sudah lewat.

Kenapa KPU tidak membuat solusi untuk beberapa skenario yang kemungkinan akan terjadi? Kenapa tidak ada syarat yang lebih mudah dari sekedar mengurus form A5 ke tempat asal, untuk bisa memilih di TPS tujuan? It's really a big non sense, seperti saya kemukakan sebelumnya, bagaimana jika memang benar-benar tidak sempat untuk urus, dan tidak bisa meminta orang lain untuk mengurusnya di daerah asal? Atau undecided voters yang akhirnya memutuskan untuk menggunakan hak pilihnya pada saat-saat terakhir setelah tidak ada waktu untuk mengurus persyaratan.

Bahkan walaupun nama kita terdaftar di DPT itu tidak bisa dijadikan dasar untuk kita bisa memilih di TPS tempat kami merantau. Idealnya (lagi) dengan adanya ktp nasional (E-ktp) itu bisa lebih memudahkan bukan? Tapi kemudian saya sadar kalau program itu belum dijalankan (let's say failed).

Ironisnya, ada yang bisa memilih di Jakarta dengan KTP daerah tapi tidak terdaftar di DPT, bagaimana bisa?? Mungkin dia bawa form A5-nya, tapi agak rancu sih bisa dapat form A5 tapi gak terdaftar di DPT. (Haha, lucunya negeri ini)

Masih banyak PR dan improvement yang perlu ditindak lanjuti oleh KPU di masa-masa berikutnya. Jangan sampai hak kami untuk memilih dipersulit hanya karena karena straight pada satu aturan yang juga sulit untuk dipenuhi atas beberapa faktor.

Saya dan (mungkin) banyak orang lain dengan permasalahan yang sama tentu kecewa, tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi? Walaupun katanya mempersulit warga untuk melakukan hak pilihnya itu bisa dianggap tindak pidana pemilu. Lapor sama Panwaslu? Ah, paling juga balik lagi bahwa aturannya memang seperti itu.

Mungkin para anggota KPU itu bukan orang perantau dan belum pernah merasakan merantau kali ya, makanya mereka bisa bikin aturan seperti itu saja tanpa memperhatikan faktor-faktor lain yang pada akhirnya menyulitkan untuk mengurus syarat yang diperlukan.

Satu lagi, sosialiasi yang dinilai kurang oleh berbagai pihak khususnya untuk pemilih yang tinggal di luar ktp domisili.

Yang pasti, carut marut pemilihan harusnya jadi PR untuk KPU selesaikan di masa pemilihan berikutnya.

Suara saya (dan banyak pemilih yang terpaksa golput) mungkin tidak cukup membantu pilihan kandidat kami, tapi tak apalah, semoga kandidat terpilih bisa jadi pemimpin yang amanah demi bangsa Indonesia.

Dear KPU,
When we decided to vote, unfortunately we were forced to be undecided voters. Thank you so much for such a great honor.

Thursday, 23 January 2014

kang galon

22 Januari 2014

Pkl. 19.52

Sebuah pesan singkat masuk ke blackberr-ku,
"emba aqua nya dah ad nih mau di anter sekarang gk soal nya klo dah jam setengah 9 dah gk ad yg anter"

Dua hari sebelumnya aku memang minta diantar galon ke kosanku, dan itu isi pesan sms yang aku terima dari Pak Slamet, sang pemilik toko Kelontong yang dulunya ngontrak toko di depan kosanku persis. Sekarang dia kelola toko di bangunannya sendiri karena kurang orang yang urus kalo buka dua toko, hebat bukan?

Dengan cepat aku membalas kalo hari ini tidak bisa karena aku belum pulang, padahal hari itu aku sedang kurang enak badan, jadi agak males.
Kemudian tidur.

23 Januari 2014

Pkl.19.34

Aku meng-sms pak Slamet, minta dikirim galon, hampir setengah jam lamanya tidak ada balasan dari dia. Kebetulan aku sudah minum obat jadi agak-agak ngantuk, tapi ya sudahlah aku juga tidak telpon untuk konfirmasi pemesanan galon, si bapak itu memang kurang ngeh kalo sama yg namanya sms.
Kira-kira 45 menit setelah aku sms, datanglah kurir yang memang sudah aku kenal, antar galon yang ku pesan. Setelah selesai, mas-mas yang anter bilang kalo mau pesan galon lagi sm dia aja smsnya, soalnya kalo sama bapak itu suka kurang mudeng kalo sms.
Aku minta lah nomernya, kemudian aku "misscall" ke nomernya, dan dia save nomerku.
Siap-siap tidur nih ceritanya, selang tujuh menit kemudian, sebuah pesan singkat masuk ke blackberry-ku, tepat setelah aku save nomer mas-mas itu dengan nama "kang galon", begitu aku lihat smsnya itu adalah dari mas-mas tadi, isinya
" ka lista"
"save aja nama ku kevin"

dan aku hanya tertawa sendiri, sambil jawab "okee.thx ya" 

Tapi aku masih tetap save nomernya dengan "kang galon" (tukang galon)
Mungkin harusnya diganti jadi Kevin Galon?


Wednesday, 22 January 2014

Cerita lalu tentang Dia

Jakarta, 25 Agustus 2010

Ya allah, cinta pada manusia itu menyakitkan ternyata. Berapa kali aku jatuh cinta, sebanyak itu pula aku merasakan sakit yang begitu menyiksa.
Ya allah, jika memang benar manusia itu telah dipasang-pasangkan, maka pasangkanlah aku dengan laki-laki yang bisa memberikan kecintaan padaMu..
Aku jatuh cinta padanya, semoga rasa yang ada pada sekarang berasal dariMu, bukan dari syaitan, hingga menjadi cinta yang diridhoi olehMu ya Allah..
Tapi, aku selalu yakin bahwa Allah S.W.T Maha Baik, percaya itu..


30 Januari 2011

Sudah lama sekali aku tidak menulis sesuatu. Tahukah kamu? Dia sudah di Jakarta lagi sekarang. Sudah lebih dari satu bulan lamanya dia kembali. Tapi semuanya tidak lebih baik dari dulu. Beberapa kali kami bertengkar, dan itu sangat menyedihkan buatku. Seharusnya semuanya baik-baik saja, seperti yang sebelumnya aku harapkan. Tapi, ternyata tidak. Dia semakin jauh dari aku, bahkan untuk sekedar dekat dengannya saja aku tidak bisa. Kamu tahu? Aku begitu merindukannya, tapi dia tidak, setidaknya itu yang aku rasakan dari sikapnya padaku belakangan ini.
Aku tahu kalau aku tidak pantas buat dia, siapalah aku ini. Sementara dia adalah seorang yang bisa dibilang sukses, akan punya karir yang bagus sebagai seorang pegawai pemerintah. Sementara aku ini hanya seorang perempuan yang tidak punya keistimewaan apa-apa. Aku juga tidak mengerti mengapa aku begitu susah untuk melupakannya. Dia tidak tampan, dan aku pun tidak mengerti kenapa aku begitu sayang dengannya. Ya Tuhan, apa ini memang benar cinta? Tuhan, jika memang benar perasaan ini adalah rasa cinta dan sayang, maka tolong hilangkan perasaan ini saja Tuhan, karena ini ternyata begitu menyakitkan untukku.
Ya, aku merindukannya, benar-benar rindu padanya. Aku sungguh rindu bagaimana dia memanggilku sayang seperti yang dulu biasa dia lakukan. Tuhan, tolong beri aku kekuatan yang lebih untuk dapat melupakannya. Karena aku tidak punya cukup kekuatan untuk bertahan bila tanpa pertolongan dariMu Tuhan.
Mulai membiasakan diri tanpa dirinya, menyibukkan diri bersama teman-temanku juga pekerjaanku. Tapi tetap saja ada saat-saat aku begitu merindukannya. Ya Tuhan, ini sungguh menyakitkan, apa ini karma untukku??
Tuhan, tolong jaga dia untuk aku.. Berikan kebahagiaan padanya selalu, mudahkanlah setiap langkahnya selalu di jalan yang engkau ridhai ya Allah,, sama seperti bagaimana Engkau memberi kebahagiaan pada keluarga yang aku cintai dan selalu ada dalam setiap doa-doa di setiap sholatku.

Monday, 20 January 2014

Ada apa dengan bakpia?

Bakpia, salah satu makanan khas Yogyakarta yang aku dan teman-temanku suka, terutama Bakpia Keju-nya Kurnia Sari. Tiap kali kami liburan ke Yogya, pasti tidak akan lupa untuk membeli panganan khas kota gudeg ini.
Apalagi kalo makan pas baru matang, masih hangat dan meleleh saat di makan (fresh from the oven, itu asli enak banget!
So, beberapa hari lalu salah satu teman baikku balik dari Yogya, sudah tentu aku dan satu teman lainnya "nitip" oleh-olehnya Bakpia Keju Kurnia Sari. Datang hari minggu, lalu kebetulan hari selasanya libur (14 Jan 2014) aku memutuskan untuk menemuinya, karena takut udah keburu gak enak bakpia-nya. Bulan lalu, saat datang ke acara resepsi nikahannya, aku gak bisa dapat itu bakpia, musim liburan bikin stock nya terbatas.
Selang dua hari, bakpia jatahku tandas tak bersisa. Bagaimana nasib jatah temanku yang satunya? Karena dia gak bisa datang di hari yang sama denganku, jadilah dia ambil di hari minggunya (kurang lebih berarti satu minggu tepat setelah dibeli), dan tahukah kalian itu bakpia luar biasa enaknyaa, sama seperti baru pertama kali membelinya, padahal aku saja hari ketiga itu kejunya udah agak basah (melting). Jadi, bagaimanakah caranya supaya bakpia keju Kurnia Sari-mu tetap enak selayaknya baru dibeli??
Caranya adalah dengan memasukkannya ke dalam kulkas di hari ke-empat! Dijamin deh rasanya akan sama seperti baru pertama beli.
bakpia keju Kurnia Sari setelah masuk kulkas


Lain halnya dengan yang terjadi dengan Bakpia Merlino rasa green tea favoritku (sekarang ini, tapi sekarang jadi standar aja buatku). Hal serupa dilakukan pada bakpia green tea Merlino, secara tekstur bakpia jadi lebih kering (sebelumnya lebih oily) tapi sayangnya rasa green tea-nya berkurang beberapa derajat, jadi lebih terasa kacang hijaunya, mixed dengan rasa green tea. Mungkin lebih mild rasanya.
bakpia green tea Merlino setelah masuk kulkas
Jadi, satu minggu Kurnia Sari tetap enak dan terjaga kualitas dari segi rasa dan bentuk, sedangkan Merlino secara rasa jadi lebih mild, dan fisiknya lebih kering (pakem bakpia-nya lebih keluar), tapi menurutku Bakpia Kurnia Sari gak bakal bertahan utuh sampai satu minggu, dua hari lah paling udah abis, kecuali beli beberapa dus hanya untuk sendiri saja yaa..
You won't see any differences in Bakpia Kurnia Sari, but some things change in Bakpia Merlino.
Okee, selamat mencoba yaa ^_^v
#catatanpenting...
>> Bakpia yang digunakan adalah Bakpia Kurnia Sari rasa Keju dan Bakpia Merlino rasa green tea.
>> Kulkas yang digunakan masih baru (merknya Sharp) dengan ukuran dingin standar kayanya sih (lupa cek).
Jadi, kemungkinan gak seratus persen sama dengan kalian ya, hehehe...

Tuesday, 31 December 2013

Tinabo I'm in Love (part-3)


>>> 15 November 2013

Touch down Pulau Tinabo.


 
Dua kilas info tentang Pulau Tinabo.
Cekidot.. xoxo

Salah satu destinasi wisata yang amat populer di Taman Nasional Taka Bonerate adalah Pulau Tinabo.  Pulau Tinabo merupakan pusat wisata bahari Taman Nasional Taka Bonerate. Pulau Tinabo memiliki substrat pasir pantai berwarna putih dengan topografi daratan yang landai antara 0-2 meter dan vegetasi darat dominan berupa tanaman kelapa, santigi, ketapang, rumput-rumputan, dan perdu-perduan. Keindahan keanekaragaman bawah laut dan keindahan alamnya yang memukau, serta lokasinya yang jauh dari hiruk pikuk bisingnya kota menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang ke pulau ini. Aktivitas utama yang dapat dilakukan pengunjung adalah diving, snorkeling, dan canoing. Selain itu, para pengunjung dapat menikmati indahnya sunrise dan sunset di pantai berpasir putih atau sekedar berjemur sambil memandang indahnya panorama alam sekitar. Fasilitas yang tersedia cukup memadai, mulai dari fasilitas penginapan, dive center yang cukup lengkap, serta fasilitas lainnya yang mendukung aktivitas wisata bahari.

Info lebih lengkap bisa langsung baca di www.tntakabonerate.com

welcome to Tinabo Island
Hello there, udah masuk bagian yang paling seru nih –setiap hal yang dilewati selama perjalanan ini punya peranan serunya masing-masing, ini penantian kami selama perjalanan lama yang kami lewati sebelumnya. Aku pikir untuk cerita di Pulau Tinabo ini akan jadi satu bagian sendiri, terlalu banyak hal yang pengen aku bagi di sini, tapi rasanya berapa banyak kata-kata yang dituliskan di sini gak akan pernah cukup untuk melukiskan betapa indahnya hari-hari yang kami jalani di sini, agak hiperbola tapi begitu lah adanya, wait until you come to this amazing place, and you’ll agree with it. Here, when the time stops ticking, all you got is simply a beautiful peaceful of happiness and joy (hehe, lebay). 



Eniweeey, kami udah sampai nih ceritanya di Pulau Tinabo, masih ingat kaaan spoiler foto di part-one sebelumnya?? Here’s another one..
 


Perjalanan panjang yang kami tempuh melewati lautan lepas dari Dermaga Patumbukan menuju Pulau Tinabo bukan tanpa cerita. Waktu tempuh sekitar 4,5 jam dengan menggunakan kapal kayu yang sudah kami carter sebelumnya.



Tidak terhitung berapa banyak cipratan air yang kami dapat –semburan malah bukan cipratan lagi namanya kalo sampai bikin basah kunyup dan membuat kami terbangun dari tidur.

 
Sepanjang perjalanan kami tidur bergeletakan di tengah kapal, sesekali ombak yang pecah diterjang kapal menyiram hingga membuat kami terbangun, tapi beberapa detik kemudian kembali tertidur (emang dasar tukang molor semuaa..)

selama perjalanan menuju Tinabo

Saat kami semua bangun, di kejauhan mulai terlihat pulau-pulau yang indah, setelah sebelumnya itu sejauh mata memandang hanyalah lautan lepas.


Kami pun mulai menerka-nerka pulau mana yang akan jadi persinggahan kami dengan bahasa isyarat –karena berbicara normal sudah pasti tidak terdengar, berbisik pun tetap harus berteriak, sampai aku menyangka kalau suaraku tidak keluar! Bunyi mesin kapal kayu yang terlalu memekakkan telinga begitu kencang, rasanya seperti jadi orang yang gak bisa mendengar (seriously).
 

Finally, penantian kami tidak berlangsung lama (boook, lima jam ya lamaa keleees). Di depan mulai terlihat dermaga kayu di pulau yang sebenarnya tidak berpenghuni dulunya.
Aah Tinabo, i think i’m in love with you at the first sight –kemudian sayup-sayup terdengar reffrain lagu Ran, “ku rasa ku tlah jatuh cinta, pada pandangan yang pertama...- (sok romantis dramatis).


Excited sumpah! Perasaannya campur baur, bahkan masih gak yakin kalo kami akhirnya sampai di sini, gilaa sumpaah gak nyangka banget bisa nyampe sini, sukacita sejuta persen (hiperbolaa).


Sampai di Tinabo Dive Resort (satu-satunya homestay di sini), setelah menaruh barang-barang dan sebagainya, kami sudah disiapkan menu makan siang yang sederhana sih sebenarnya, tapi endess, enak gilaa, karena bikin kita nambaaah,, hahaha -laper sama doyan emang beda tipis...

Tinabo Dive Resort, satu-satunya homestay di Pulau Tinabo
 
makan siang ala prasmanan

Sesuai arahan sebelumnya, di sana kami diminta untuk menemui mas Arnold (guide kami selama di pulau Tinabo) no hp nya 081343694712.


ini yang namanya Mas Arnold

Selesai makan siang nanti kami akan memulai petualangan hari pertama kami di sini dengan snorkeling di pulau Tinabo Kecil. Begitu senangnya kami sampai tidak bisa menahan diri untuk segera main air. Sambil menunggu mas Arnold yang akan jadi guide, kami main-main di pantai sekitar homestay, air lautnya terlihat jernih, dan kerennya itu ada beberapa bayi hiu yang berenang di tepian pantai di depan homestay, baby shark masih lucu, gedean dikit sih tetap aja ngeriii, hahaha.
 

Puas bermain-main di pantai kami bersiap-siap untuk snorkeling. Fyi ya, di pantai ini saja kita sudah bisa snorkeling, karang-karang dan ikan di bawah dermaga saja sudah begitu indah.



Selepas makan siang ini, jadwal snorkelingnya yang seharusnya di pulau Tinabo Kecil diganti jadi di sekitar dermaga, tapi tetap tidak mengurangi “the excitement”, keren banget deh, kalo kata Tom (bule abg asal Belanda yang kebetulan sedang berlibur di sana) itu “awesome!”.


menuju dermaga, spot snorkeling yang pertama

Sedikit cerita tentang Tom, dia itu baru dua hari berada di Tinabo, sudah berkunjung ke beberapa tempat wisata di Indonesia selama beberapa bulan ini, dan kemampuan berbahasanya keren banget deh, hampir setiap kata dalam bahasa Indonesia dia mengerti, walaupun kadang-kadang kami harus menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris.


with Tom

Akhirnya, snorkeling siang ini di sekitar dermaga, sementara aku memilih untuk diam di dermaga bersama Ririn dan Suci, mereka juga masih belum berani untuk snorkeling, hehe.


snorkeling di sekitar dermaga Tinabo




snorkeling sekitar dermaga Tinabo


under water sekitar dermaga Tinabo

Setelah puas snorkeling sekitar dermaga, kami melanjutkan kesenangan kami sendiri –apalagi kalau bukan berfoto ria. Aah, isn’t life beautiful?


foto-foto setelah snorkeling hari pertama (teuteup exist!)
abaikan yang diberi tanda panah (hahaha!)

And the sun goes down, kami semua bersih-bersih, dan siap-siap untuk DINNER!


when the sun goes down...

Tidakkah ini menyenangkaaan?? Puas bermain-main seharian lalu disuguhi makan malam yang menjadi favorite kami (aku tepatnya) selama di sana, ikan kecil-kecil bumbu kecap!! Hahaha..
 
listrik yang baru nyala menjelang malam (kwel..!)
entah ikan apa namanya, tapi ini enak!

Malam pertama di pulau Tinabo, kami duduk-duduk di beranda homestay. Desir angin pantai dan ombak yang berdebur halus seakan menambah keindahan malam di sini. Ah, Tinabo aku jatuh cinta.

 
Di sini, waktu seakan berjalan lambat, sangat lambat. Bayangkan saja, signal telepon seluler hanya terbatas untuk sms dan telepon! Awesome! Itupun diakses dengan sangat terbatas, karena signal baru kami dapat lepas sore menjelang magrib hingga pagi esok harinya. Ah surga banget rasanya, ini yang aku sebut liburan sebenarnya! Tanpa gadget apapun, kecuali kamera. Tidak dibuat penasaran dengan LED merah yang kedip-kedip saat sebuah pesan masuk di blackberry kalian, keren bukan? Ini baru yang namanya liburan sebenarnya.

Aku pun hanya beberapa kali sms, karena memang ada kepentingan, salah satunya sms mas Ical, hanya untuk bilang kalo sepatu aku ketinggalan di mobil rental yang antar kami tadi pagi. Gawat aja kalo sampe ilang tuh sepatu, udah belinya pas modis (modal diskon, red.) ya masa iya nyeker balik ke Jakarta nanti, secara yaa ini sendal jepit yang aku pake itu boleh pinjem sm si aa homestay Tinabo di Selayar.
Ngobrol ngalor ngidul bareng-bareng di beranda homestay (include Tom –ni bocah nimbrung ajee, hahaha). Gak lama kami pun tidur, istirahat miii, besok seru-seruan lagi kitaaa!



>> 16 November 2013


pagi pertama di Tinabo

Mari memulai kesenangan lagi, pagi ini snorkeling hari kedua di Pulau Tinabo Besar. Setelah sarapan kami akan diantar menggunakan kapal motor ke sana, biaya sewa kapal ini sudah termasuk dengan biaya carter kapal yang mengantar kami ke sini. Untuk biaya snorkeling, diving, termasuk biaya simaksi TNTakabonerate bisa kalian akses di situs resminya TNTakabonerate yaa, lengkap semua di sana kok.




mupeng pengen cepet-cepet sarapan, hehehe


And the excitement continued..siap-siap snorkeling hari kedua.




Untuk sewa alat snorkeling juga bisa dari Tinabo Dive Center di Selayar, beberapa dari kami kemarin menyewa di sana, harga sama dengan harga sewa di Pulau Tinabo ini. Kalau gak mau repot kalian bisa sewa di Tinabo saja, tapi kalau lagi banyak wisatawan yang datang sebaiknya dipersiapkan dari selayar saja, karena takutnya alat di pulau tidak cukup, biasanya orang Tinabo Dive Center di Selayar akan info jika sedang ramai.




Untungnya pas kami ke sana, tidak ada wisatawan yang datang, serasa pulau milik kami bertujuh sajaaa. Hanya beberapa peneliti yang sore harinya datang, tapi itu sama sekali tidak mengurangi kesenangan selama di pulau, yah mereka kan datang ke sana karena keperluan pekerjaan, hehehe.


day 2: pagi, snorkeling di Pulau Tinabo Besar

Snorkeling di laut sebagus ini membuat aku frustrasi sendiri, pengen banget rasanya nyebur ke laut, berenang dan snorkeling –meski bukan aku satu-satunya yang takut, hahaha- tapi tetap saja trauma tenggelam begitu kuat. Bukan aku tidak mencoba untuk snorkeling, tapi gak bisa aja, takut bangeet.



Sampai akhirnya aku memberanikan diri –dengan dukungan teman-teman lainnya- untuk snorkeling, tetap saja begitu nyemplung malah makin panik sendiri, waah beneran gak bisaa deh gw, sumpah mendingan diajakin jalan-jalan di mall trus dibayarin belanjaannya (lhoo?!?) dan khirnya dia bilang “iya jangan deh, beneran takut dia” (menurut nganaa??hiks...)


 under water di Pulau Tinabo Besar

Keren bukan? Sayangnya ini cuman bisa aku lihat dari kamera, but still (like i always said) sama sekali gak mengurangi keseruan selama di sini. Hari kedua snorkeling, cuma bisa liat keseruan teman-teman lain yang snorkeling dari atas kapal. Paling sesekali motret pake kamera Nita (duh!).
Kalo takut berenang kenapa mainnya ke pantai dan laut?? Itu pertanyaan yang sering terlontar padaku. Jawabannya simple saja, karena aku suka pantai dan laut.
Oya, saat di pantai depan homestay kami ada sesi pemotretan snorkeling ala-ala. Jadi pura-pura lagi snorkeling padahal cuma kepalanya doang yang masuk air, nahan beberapa saat buat difoto sama Nita, hahaha. It’s a peace of cake, cingcay miii kalo kaya gitu doang sih. So, kalopun gak bisa snorkeling tapi aku udah dapet foto ala-ala snorkeling.


foto snorkeling ala ala ^__^"

Beda sama temanku satunya, sebut Suci (nama sebenarnya) dia sama sekali gak berani, padahal di pantai itu airnya cetek bangeeet, paling sebatas dada orang dewasa (ah kalimat yang random sekalii) hmm, maksudnya paling satu meter saja. Aku sama yang lain sudah support dia kalo gak bakal kelelep, terutama karena aku sendiri sudah foto, jadi berusaha yakinin dia banget deh. Eh pas di Tinabo Besar ini, Suci tadi malah akhirnya bisa snorkeling, dipegangin sih, ya tapi tetap sajaa bisa ngalahin aku yang cuma snorkeling ala-ala demi kepentingan foto doang. Skak mat!


Suci, yang akhirnya gak hanya sekedar snorkeling ala ala...

Not to mention yaa dukungan teman-teman –lebih tepat ledekan hahaha- selama sesi snorkeling hari pertama itu, (aku anggap itu sebagai penyemangat..hiks) . Okebaaay!
“Sayang bangeet, udah jauh-jauh ke sini, bagus banget lautnya, masa kamu gak snorkeling siih??!?” kalimat-kalimat yang keluar dari mulut teman-teman. Ya siih, tapi gimana dong waktu itu takut banget deeh, sumpah. Segala bujuk rayu (dan tipu daya) dikeluarkan teman-teman yang lain demi aku bisa snorkeling di sana (thanks gals, it’s mean a lot for me!) tapi tak ada satu pun yang berhasil membuat aku mau melakukannya (kasian deeh gw).



Saatnya makan siaaang!! (yess, derita gw melihat keseruan teman-teman snorkeling teralihkan sejenak).




makan siang banyak.. (lapeerrr)

Menu makan siang kami tidak jauh-jauh dari menu sebelumnya, dan tetap saja kami selalu makan dengan lahap. Seperti yang aku bilang sebelumnya, laper sama doyan itu emang beda tipis, hahaha.

Kelar makan siang (sambil nunggu snorkeling berikutnya), kami main sendiri (lagi) di pantai sekitar homestay. Luar biasa bukan?? Abis main tinggal makan trus main lagi, makan lagi.


Jadwal snorkeling berikutnya adalah di pulau Tinabo Kecil, di sini spesial banget buat aku, kenapa? Just wait and see..


siap-siap snorkeling di Pulau Tinabo Kecil.

Apa yang begitu spesial dengan pulau Tinabo Kecil ini, karena akhirnya aku snorkeliiing!!! Yippiee!! Am soo exciteeed! So much, even more, hahaha. Pertama kalinya dalam hidup nih, semacam pencapaian terbesar dalam hidup rasanya (lebaay, wkwkwk).

yeaaaay,,, finally \m/

Thanks to Anif yang udah megangin aku muter-muter snorkeling sekitar kapal di Pulau Tinabo Kecil ini, setelah sebelumnya aku latihan nafas di gabus! Seriously, selama beberapa menit aku rebahan di gabus ini dan kepala doang yang masuk ke air (yes, you can laugh ­-_-“) laluu, setelah cukup percaya diri bisa nafas di air (dan gak parno kelelep tentunya) akhirnya aku turun ke air, and there i go snorkeling with Anif (senangnyaaa...)

thanks Anif (kecup basah! hahaha)

So excited karena akhirnya bisa snorkeling, jangan tanya sekencang apa gw pegangin tangan Anif, kenceng bangeeet! Hahahaha.



Setelah snorkeling beberapa jam, kami merapat ke pulaunya dan bermain-main sebentar di sana. Well, aku gak bisa cerita kenapa di sini bikin kami ketawa-ketawa, it's off the record, tapi kayanya bisa kebaca dari foto-fotonya (kalo kalian jeli yaa, hahaha).






Setelah puas snorkeling dan main pasir di Pulau Tinabo Kecil, kami lalu menuju ke Bungin Tinabo untuk melihat sunset.

menuju Bungin Tinabo untuk melihat sunset

Bungin Tinabo, di sini hanya hamparan pasir saja, tanpa ada tumbuhan satu pun.



siluet on Bungin Tinabo's sunset

Puas menikmati sunset di Bungin Tinabo, kami pun segera kembali ke homestay karena sudah cukup terlambat dan ombak saat itu agak tinggi.


Tiba di pulau Tinabo, makan malam pun sudah disiapkan. Selesai makan malam, kami hanya ngobrol ngalor ngidul (lagi) di beranda homestay, menikmati deburan ombak dan angin yang lebih kencang dari malam sebelumnya. Malam mingguan di Tinabo. Lagu “Built to last-nya Meele” pun mengalun dari mp3 di handphone, dan ledek-ledekan dimulai saat lagu ini terdengar (you know why kan Aniff?? Hahaha).

satnite di beranda homestay Tinabo

Malam itu angin dan ombak di pantai cukup kencang, dan ternyata tengah malam hingga menjelang subuhnya itu hujan deras, gagal lah kami mengabadikan sunrise di Tinabo. Pagi harinya air laut surut banget, mungkin karena hujan semalam.

pagi hari air laut surut lebih dari biasanya

It’s Sunday morning, dan liburan masih belum berakhir. Hari ini hari terakhir kami di Tinabo. Seperti biasa selesai sarapan kami akan main-main air lagi, kali ini gak cuman snorkeling doang, dua teman kami (Anif dan Nita) juga akan diving di salah satu spot dekat pulau Tinabo, namanya Morongboi.


Karena air lautnya surut jadi kami harus jalan agak ke tengah laut untuk naik ke kapal melalui pantai samping homestay, tidak dari dermaga seperti sebelumnya.
Here we go. Agak-agak ngeri juga sih, secara yaa ombaknya lebih deras dari biasanya, tapi ya teuteuup excited cyiint..






>>> 17 November 2013

Last day, snorkeling dan diving di Morongboi-Tinabo.



Hari ini, dua teman kami (Nita dan Anif) akan diving di salah satu spot sekitar Pulau Tinabo, namanya Morongboi, itu kalo gak salah nama yang diberikan orang sekitar untuk spot tersebut, kalo nama yang benernya sih gak tau juga.


They were so excited to dive.
Sementara itu, kami juga akan snorkeling di sana. Ombak lebih tinggi dari hari-hari sebelumnya, jadi yaa lumayan agak-agak takut juga (buat aku khususnya) untuk snorkeling di sana. Tapi, pas udah turun ke air dan mulai melihat keindahan di sana tuh ya udah, lupa gitu aja.








Selesai snorkeling hari terakhir, ombak makin tinggi. Kami pun kembali ke homestay untuk segera bersiap-siap kembali ke Selayar, untuk selanjutnya pulang ke Jakarta.

4 dari 5 foto di atas adalah foto rekayasa hahaha

Rasanya berat sekali meninggalkan Tinabo (bahkan sampai saat aku menulis tentangnya, saat ini #gagalmoveon).


Saat kami merapat ke pulau, kapal yang akan menjemput kami sudah siap di pinggir pantai. Kami pun segera berkemas dan makan siang, agar tidak terlalu siang kembali ke Selayar, karena ombaknya sedang tinggi.


That wasn’t a good bye, it was called until we meet again.





One more thing, pesan dari mas Arnold yang cukup berat buatku tentunya “lain kali kalo ke sini lagi, semuanya harus sudah bisa diving ya” well, berenang aja masih peer banget yaak, apalagi diving. Jadi kayanya kalo belum bisa diving (minimal renang deh), bakalan gak berani buat datang ke Tinabo lagi (hahahaha).



So, until we meet again....






the untold story...

Perjalanan balik dari pulau Tinabo ke dermaga Patumbukan yang normalnya ditempuh 4-5 jam, waktu itu kami tempuh sekitar 8 jam, karena ombak yang tinggi, belum lagi ke"galau"an kami saat akan merapat di dermaga Patumbukan, karena tidak ada penerangan, jadi kapal kami sempat kesulitan untuk merapat.



Susahnya menemukan WC di perjalanan pulang ke Selayar, karena ternyata kamar mandi/WC di sana hanya baru ada beberapa saja.

Foto-foto di Tanjung Bira yang sempat kami lakukan, dengan respon yang berbeda saat kami pertama melihatnya, dan pembuatan kapal Phinisi di sana (keren banget mereka).

Jalan-jalan di Makassar sebelum kami pulang ke Jakarta, sayangnya hujan, jadi gak sempat foto di Pantai Losari dan sekitarnya.

Nyobain coto Makassar untuk pertama kalinya di kota asalnya, makan otak-otak bu Elly padahal masih kenyaaang, trus jadi tahu yang namanya "jalangkote". Nyari oleh-oleh khas Makassar, dan baru nyadar kenapa gak beli kaos-kaos Tinabo/Takabonerate pas di Tinabo, karena di Makassar ternyata gak adaaa!

coto gagak, otak-otak bu elly, pembuatan Pinisi

di Tanjung Bira


Hmm, it was a great trip, a wonderful time with special friends.



p.s.

# kak Devvy yang  kakinya kram karena terlalu narsis (foto selfie) di tengah lautan...hahaha!
# thanks buat Nita, our beloved photographer, untuk foto2nya yg keyeen deh kk (and fyi, dia sebenarnya adalah fotografer salah satu majalah terkemuka yang tidak bisa saya sebutkan di sini, biar gak makin terkenal diaaa -gak rela,hahaha-)
# buat Ririn, yang sabar ngasih tahu bedanya pemakaian kata "mi", "pi", "ji", dan sebangsanya, meski tetep aja gak jelaaas, hahaha,, cingcay miii....
# Suci, you nailed it gal,, memotivasi untuk foto snorkeling beneran hahaha!
# Mami Maris,,,terima kasih sudah mengurus semua tagihan dan biaya selama perjalanan kita, lain kali jangan minta kita patungan dooong..hehehe.
# Aniffff, special thanks banget deh, karena udah mau gw pegangin buat snorkeling (for the first time) btw, lain kali fokus tangan jangan sampe ganggu kalo lagi difotooo :p
# untuk semua pihak yang telah mendukung perjalanan kami kali ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih banyak!
# Familymart Pejaten, gilaaa akhirnya part-3 kelar karena nongkrong di sini (untuk pertama kali dalam hidup), thanks buat wi-fi gratisannya yang bikin aplod-an foto2nya lancar jaya.
# buat semua fans gw (minta ditimpuk) yang udah setia nungguin part-3 ini kelaaaar, it's all especially for you guys, hehehe..rasanya semacam ngerjain report KPI dan skripsi yang mentok di BAB 2 (hahahaha...)




tambahan yang paling penting dari sharing trip kali ini : total cost per orang sekitar Rp.1.700.000 include tiket jkt-mks (pp), airport tax, exclude ongkos masing ke bandara Soekarno-Hatta dan oleh-oleh, dan biaya seperti diving (itu dihitung per person), total biaya trip (exclude ongkos dalam kota Jakarta, tiket, airport tax dll) sekitar Rp.8.400.000 dibagi 7 orang. Biaya di atas mungkin akan ada perbedaan dengan trip yang akan teman-teman lainnya lakukan nanti kalau ke sana (tergantung amal ibadah, hahahaha) aku dan teman-teman cuma kasih gambaran aja dari perjalanan yang udah kami lakukan.
Sekian dan terima kasih.






au revoir....